Sabtu, 06 November 2010

ANAK GUNUNG KELUD

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri, Jawa Timur, menjadikan ritual anak Gunung Kelud (1.731 mdpl) berupa Larung Sesaji sebagai agenda budaya.
"Kami menjadikan momen tersebut sebagai upaya untuk menarik wisatawan. Jika dulu ada danau di gunung itu, sekarang yang kami andalkan adalah perubahan wujudnya," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Daerah Kabupaten Kediri, Mudjianto di Kediri, Minggu (27/12).
Ia mengatakan, nilai pariwisata di lokasi gunung yang sempat meletus November 2007 lalu sempat membuat pemkab berupaya untuk tetap menarik wisatawan. Karena terjadi perubahan, akhirnya  pemkab membuat berbagai alternatif kegiatan maupun hiburan di lokasi tersebut.
"Untuk itu, kami sengaja menyelenggarakan agenda itu setiap tahun. Selain sebagai kegiatan budaya, ritual itu juga diharapkan mampu menarik wisatawan," kata Mudjianto.
Ia mengatakan, beberapa kegiatan atau fasilitas tambahan selain agenda ritual di lokasi tersebut juga sudah diupayakan. Sarana tersebut antara lain flying fox, gardu pandang, pemandian air panas yang mengalir lewat Kali Bladak, serta beberapa sarana lainnya.
Mudjianto yakin, dengan kondisi gunung yang sudah berubah tersebut, tetap mampu menarik wisatawan. Bahkan, saat ini pihaknya sudah menambah sarana dan prasarana berupa angkutan umum ke lokasi tersebut, sehingga tidak menyulitkan para pengunjung.
Pihaknya mengaku tidak mengabaikan ancaman gunung yang sewaktu-waktu dimungkinkan bisa meletus tersebut. Selain sudah menugaskan tim untuk berjaga, pihaknya juga sudah membuat pagar pengaman baik yang dipasang di lokasi menuju kawah dan jarak 2,5 kilometer dari gunung.
Sementara itu, Kepala Desa Ngancar, Bejo Utami mengatakan, pihaknya akan tetap menyelenggarakan kegiatan ini dan ikut menjadikan agenda ini sebagai budaya. Selain berharap dan berdoa agar diberi keselamatan, kegiatan tersebut juga diharapkan dapat menjadi penggerak roda perekonomian di masyarakat. (Ant/OL-03)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar